Skip to main content

Sri Mulyani Sebut Tiga Kelemahan Keuangan Syariah Indonesia

Sri Mulyani Sebut Tiga Kelemahan Keuangan Syariah Indonesia 


IAEI, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sebut tiga kelemahan Indonesia dalam sisi keuangan syariah. Ia mengatakan kelemahan ini harus diperbaiki sedikit demi sedikit secara kontinu agar keuangan syariah Indonesia menguat. "Pertama Sumber Daya Manusia kita lemah, kalo saya lihat tidak ada wajah baru sejak 10 tahun lalu, padahal saya ingin ada sosok influencer dengan jutaan follower untuk sektor finansial syariah," kata dia, Kamis (1/11). Ia menilai pemerintah dan pelaku di sektor syariah belum mampu menarik perhatian agar ada wajah baru yang menekuni bidang ini. Mereka yang mampu mengartikulasikan perekonomian syariah secara inklusif dengan bahasa populer. Sehingga masyarakat tertarik dan meyakini bahwa ini instrumen yang bisa menjawab keinginan mereka. Keuangan syariah juga masih dinilai sangat terbatas dan eksklusif padahal, kata Sri agama Islam adalah rahmat sehingga harus disebarkan.

"Ini tentang bagaimana kita komunikasikan keuangan syariah supaya lebih populer dan dengan bahasa biasa yang mudah dimengerti," katanya.
Kelemahan kedua adalah tentang tata kekola. Sri terkagum-kagum dengan ayat Alquran yang mengatur tentang transaksi dan menyebutnya luar biasa. Seperti dalam transaksi harus ada saksi dan sikap saksi juga diperhitungkan. Juga untuk utang piutang yang harus dicatat secara detail.
Tata kelola keuangan syariah dinilai perlu mengacu pada pesan tersebut. Kelemahan ketiga adalah terkait segmen syariah yang masih terbatas sehingga berimbas pada risiko yang lebih besar. Ia mengatakan instrumen syariah ini punya skema natural yang menciptakan keseimbangan. Skema syariah membuat pembagian manfaat secara lebih adil. Karakteristik untuk penyebaran risiko juga bisa lebih luas sehingga dapat diminimalisir.
"Syariah sulit berkompetisi dari cost dan return karena segmen aktivitasnya terbatas, maka perlu sosialisasi agar basis kegiatan ekonomian jadi luas, jadi risikonya bisa dikurangi dan rate of returnya bisa dikembangkan," kata dia. Jika keuangan syariah dipakai dalam berbagai macam proyek, maka risiko lebih merata. Syariah ini bisa untuk apa pun yang sesuai dengan syariah sangat banyak sehingga profil risiko lebih merata, risikonya juga jadi lebih rendah.
"saya berharap para influencer bisa mulai melakukan penetrasi jauh lebih luas dalam mengkomunikasikan instrumen ini sebagai opsi yang merupakan pilihan logis dan natural," kata dia. Jika bisa dilakukan sosialisasi, tidak ekslusif, Sri yakin imbal hasil akan jadi sangat besar. Karena secara umum investor base syariah sangat luas dan kemampuan investasi lebih besar.

Comments

Popular posts from this blog

Islamic Agriculture Finance for Rural Economy

Islamic Agricultural Finance is an Ideal  Product for the Development of Rural  Economy  The agriculture sector lacks financial resources, due to which small-scale farmers are facing a lot of problems, consequently affecting the agriculture and livestock sector. But in Muslim countries including Pakistan, the primary the reason behind the lack of financial inclusion in the agricultural sector is unavailability of such financial products that are in correlation with the religious and social belief of the Muslims and if we want to promote agriculture and livestock then we have to introduce such financial products which are in accordance with their religious beliefs, therefore, the use of Islamic Agriculture Finance is necessary for the development of the rural economy especially in Muslim majority countries. These thoughts were expressed by Mr. Muhammad Zubair Mughal, the Chief Executive Officer of Al Huda Center of Islamic Banking and Economics in a seminar in ...

The Usurers: How Medieval Europe circumvented the Church’s ban on Usury

The Usurers: How Medieval Europe Circumvented the Church’s Ban on Usury Some observers may see resemblances between the Medieval European methods of circumventing the Church’s ban on interest, and some financial structures utilized today by Islamic Banks. To be fair, while a very small number may be true, it’s certainly in my experience very limited and is not representative of Islamic banking institutions. Any resemblances are superficial but may seem to be the same for the observer with limited knowledge of Shariah rules. We must not however underestimate the will of people to circumvent the law for their personal profit. This is a common feature in humanity, regardless of the geography or religion. Christianity had a ban on interest, very similar to Shariah. It also had its share of those who played financial tricks to illegitimately profit from earning forbidden interest. Some observers belittle the role the prohibition of interest had in Europe, and may view i...

Paper Money: What Constitutes Currency in Shariah?

Paper Money: What Constitutes Currency in Shariah? By  Nizar Alshubaily Editor: Ust Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF Recent debates in social media still point to a level of unease about what constitutes currency in Shariah and doubts remain about paper money.  Some claim that paper money is Haram, and insist that only gold and silver are legitimate currencies. Others demand that paper money must be backed by gold and silver. Some see paper money as a product of the interest-bearing international banking system, and therefore non-Shariah compliant.  Some of the statements made concerning currencies in Shariah claim that Fiat currencies are Haram since they are based on debt and interest, while other statements claim that Shariah requires a currency to have intrinsic value. Yet others believe gold and silver are Sunnah, specifically Sunnah Taqririya, one of the three types of Sunnah, more related to tacit approval.  Nothing could be further from the truth....