Performa
Perbankan Syariah 2018 Semakin Kuat
IAEI, JAKARTA
-- Pengamat
Ekonomi Syariah dari United Nations Development Programme (UNDP), Greget Kalla
Buana menggarisbawahi pertumbuhan perbankan syariah secara umum mengalami
peningkatan. Sektor terdepan dalam keuangan syariah ini masih memiliki ruang
yang sangat luas untuk lebih berkembang. Indonesia adalah rumah bagi 13 persen
umat Islam yang ada di dunia dengan potensi 200 juta penduduk Muslim. Meski
pangsa pasar perbankan syariah masih berada di kisaran enam persen dari total
perbankan nasional, Indonesia berada di urutan kesembilan aset perbankan
terbesar secara global menurut Islamic Financial Services Board (IFSB) tahun
2018.
"Secara
performa, bank syariah Indonesia tetap bertumbuh dan secara umum mengalami
peningkatan," kata lulusan
Durham University ini seperti dilansir pada laman republika.co.id, Kamis (7/2).
Berdasarkan
Statistik Perbankan Syariah (SPS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terakhir
tersedia per November 2018, Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan
modal sepanjang tahun 2018 mengalami tren kenaikan. Yakni, dari 18.05 persen di
awal tahun menjadi 21,39 persen. "Artinya perbankan syariah secara umum
semakin kuat dalam melindungi nasabah dan menjaga stabilitas keuangan secara
keseluruhan," kata Greget. Dibandingkan tahun 2017 yang masih berada
di kisaran 16 persen. Perlu diketahui bahwa batas aman CAR adalah delapan
persen.
Return on
Assets (ROA) atau rasio kemampuan perbankan dalam menghasilkan profit untuk
melihat efektivitas perbankan dalam menghasilkan pendapatan pada tahun 2018
juga nyaris dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Yakni, dari 0,73 menjadi 1,26
persen.
Non Performing
Financing (NPF) atau penilaian terhadap pembiayaan bermasalah perbankan syariah
di awal tahun melampaui batas maksimum lima persen sedangkan per November 2018,
NPF bank syariah berada di angka 3,93 persen. "NPF ini terkait erat dengan
kondisi sektor riil yang menghadapi berbagai tekanan atau ketidakpastian. Artinya,
NPF yang relatif rendah ini patut diapresiasi," katanya.
Sekadar
informasi, per kuartal empat 2018 jumlah Bank Umum Syariah (BUS) sebanyak 14
bank dari yang sebelumnya 13 bank. Perbankan syariah bisa dikatakan cukup
berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan pada masyarakat. Greget menyampaikan
agar bank syariah terus bertumbuh perlu adanya stimulus inklusi dan literasi
sehingga meningkatkan preferensi masyarakat terhadap bank syariah. Beberapa hal
yang bisa diupayakan, antara lain sebagaimana dipaparkan dalam Roadmap
Perbankan Syariah Indonesia (RPSI), yakni keragaman produk dan kualitas
layanan.
Selain itu,
pemanfaatan teknologi menjadi salah satu strategi mengingat populasi milenial
yang semakin bertambah dan akan mendominasi dalam beberapa tahun ke depan.
Mereka yang terlahir sebagai digital natives atau technoholics tentu akan lebih
memilih digital banking.
(Sumber: https://www.iaei-pusat.org/news/opini/performa-perbankan-syariah-2018-semakin-kuat?language=id
)
Comments
Post a Comment